Apa
sih karakter yang berorientasi pada tindakan itu?
Berorientasi pada
tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan
untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap
ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap
keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi
terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut
atas perkataannya.
Karakter seorang
pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran
yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar
bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang
pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan
dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya
berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan
berubah menjadi kerugian semata.
Selain itu, seorang
pribadi juga harus memiliki orientasi PDCA (Plan, Do, Check, and
Action). Hal ini berarti, tidak hanya sekadar merencanakan berbagai
strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya.
Seseorang yang
berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat
efektivitas yang tinggi. Menurut Stephen Covey
(2004) manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh
sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity),
memiliki integritas (integrity), jujur (honesty), martabat dan
keseimbangan, mau melayani, sabar, tekun, peduli, keteguhan hati dan
senantiasa berpikir positif. Karakter seseorang itu dibentuk karena
kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh
seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif.
Sehebat apapun
angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat dijalankan
jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil
risiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi
dengan strategi yang betul akan sia-sia. Strategi dan tindakan adalah
dua hal yang penting dalam menciptakan perubahan. Strategi yang
berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya akan inovasi dan
dilandasi oleh suatu pemikiran atau mindset.
Lalu,
gimana sih sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada
tindakan?
Setiap
orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha.
Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya
tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang
mantap dalam menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan
terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan
keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi
hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Sikap
dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan
hal yang penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan
berpikir dan bertindak cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap
menghasilkan solusi terbaik dan efektif dalam suatu permasalahan.
Menurut Stephen Covey, pribadi seseorang
itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus
dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat
produktif. Berikut ini
merupakan sikap dan tindakan pribadi yang berorientasi pada tindakan
dalam melakukan suatu tindakan:
- Proaktif
Seseorang
yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau
berwacana. Orang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak
proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang
tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif
selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil
tindakan sebelum kejadian.
- Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind) atau Tujuan
Orang
yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian
tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar
tujuan tercapai dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang
jelas dan tepat.
- Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya
adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak)
dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal
dikategorikan prioritas. Hal
yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus
diutamakan.
- Berpikir dan bertindak Menang-Menang
Berpikir
menang-menang, dalam hal ini individu berusaha memenangkan kehidupan
dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi akhir yang
sama-sama menguntungkan atau baik.
- Memahami untuk dipahami
Individu
harus dapat memahami dan memiliki keterbukaan terhadap apa yang di
utarakan orang lain. Dengan demikian akan terjadi komunikasi antar
dua belah pihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai antara
kedua belah pihak dapat berjalan dengan efektif.
- Sinergi
Dalam
berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang
lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada
2 pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri,
masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan
A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang
disebut sinergi.
- Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan
ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk
melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat
dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan
spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga
dengan membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan
kata-kata yang memotivasi.
- Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan
keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada
empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika
pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka
hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi
terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga
dalam kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.
Nah,
kemudian “risiko” itu apa sih?
Saat ini sudah banyak
ahli yang mengemukakan pendapatnya atau opininya mengenai apa yang
dimaksud dengan risiko. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini
kami akan memberikan pengertian risiko menurut referensi- referensi
yang telah kami pelajari.
- Menurut Arthur Williams dan Richard, M. H
Risiko adalah suatu
variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.
- Menurut A.Abas Salim
Risiko adalah
ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa
kerugian (loss).
- Menurut Soekarto
Risiko adalah
ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
- Menurut Herman Darmawi
Risiko merupakan
penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan.
- Menurut Djohanputro
Risiko diartikan
sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas
kejadiannya.
- Menurut KBBI
Risiko adalah
kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Bagi seorang wirausaha
(dalam kewirausahaan), menghadapi risiko adalah tantangan karena
mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta
merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan.
Demikian pula pengambilan risiko bagi wirausaha berkaitan dengan
kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan
dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari
keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha (misalnya
pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi
wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil.
Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus
maju dua langkah.
Dari
pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah
suatu kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau
bahaya yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan yang
terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian
yang akan datang. Risiko ini biasanya menjurus pada suatu hal yang
merugikan bagi pelaku suatu kegiatan.
Terus
gimana mengidentifikasi risiko potensial itu?
Identifikasi
sebuah risiko merupakan sebuah proses memahami kejadian potensial
yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini
mengidentifikasi suatu risiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu
aktivitas. Sumber dari risiko potensial adalah semua faktor yang bisa
menyebabkan risiko tersebut.
Menentukan
risiko potensial harus dilakukan cepat, tetapi juga harus berlanjut
untuk mengidentifikasi risiko berdasar perubahan lingkungan. Berikut
ini merupakan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
mengidentifikasi risiko antara lain Brainstorming (menghasilkan ide
mengenai topik tertentu), Survey atau observasi, Wawancara, Informasi
historis, Kelompok kerja, dan Eksperimen. Berikut kami bahas mengenai
survey dan eksperimen:
- Survey atau Observasi
Pelajari keputusan yang akan diambil untuk suatu hal yang kita akan tentukan. Hal hal apa yang akan mempengaruhi pilihan kita. - Eksperimen
Setelah
kita mempelajari hendaknya kita mencoba dulu keputusan yang kita
ambil dalam skala kecil. Bila hal-hal berpengaruh yang kita pelajari
sebelumnya ditahap observasi berdampak terlalu besar maka kita
hendaknya mengulang proses observasi sampai selesai terlebih dahulu
agar nantinya sesuai dengan keputusan yang akan kita ambil.
Nah,
jadi gimana cara untuk mengelola risiko?
Mengelola risiko atau
disebut juga dengan manajemen risiko merupakan suatu proses
indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk
mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Tujuan dari
pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang
berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada
tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
Adapun
jenis-jenis strategi untuk mengelola risiko antara lain:
- Risk Transfer, merupakan sebuah tindakan dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain.
- Risk Avoidance, merupakan tindakan untuk menghindari atau tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko.
- Risk Retention, merupakan tindakan untuk menerima sebagian atau seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.
- Risk Reduction, merupakan tindakan untuk mengurangi efek buruk dari sebuah risiko
- Risk Deferral, merupakan tindakan untuk menunda aspek suatu proyek hingga peluang terjadinya suatu risiko itu kecil.
Berikut
merupakan cara untuk mengelola suatu risiko yaitu:
- Pahami bahwa risiko yang sedang dihadapi itu bukan hambatan untuk maju. Sebagai hukum alam, semakin tinggi hasil yang kita inginkan maka akan semakin tinggi pula risiko yang akan kita terima.
- Tidak perlu panik, secara perlahan kita identifikasi risiko dengan teliti. Dari kita mendeteksi risiko dari lingkungan sekitar hingga kepada risiko dari hubungan kita dengan pemasok, pelanggan, atau kompetitor.
- Menentukan seberapa sering risiko akan muncul.
- Menentukan seberapa besar potensi dampak yang terjadi dari sebuah risiko yang telah teridentifikasi.
- Fokus kepada risiko-risiko yang dominan supaya tidak membuang waktu.
- Gunakan pendekatan “manfaat-biaya”. Kita akumulasi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola risiko yaitu manfaat yang kita terima haruslah lebih besar dari biaya yang kita keluarkan.DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (n.d.). Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-1-00507-mn%202.pdf. Diakses tanggal 10 Februari 2013
Anonim. (n.d.). Proses Manajemen Resiko. http://s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/proses_manajemen_risiko.pdf. Diakses tanggal 10 Februari 2013.
Team Dosen Kewirausahaan. 2010. “Modul Kewirausahaan”, Yayasan Rumah Perubahan, Indonesia.Anonim. (n.d). Berorientasi pada tindakan. http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=365:berorientasi-pada-tindakan-&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69. Diakses pada tanggal 9 Februari 2013.
Lina S, Santi., 2011. Pengertian Resiko. http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=321:pengertian-resiko&catid=62:manajemen-risiko&Itemid=85. Diakses pada tanggal 9 Februari 2013.
bagus sekali artikelnya
BalasHapusBismillah
BalasHapusIjin copas , Terimakasih