Minggu, 03 Maret 2013

Kepemimpinan

Kenapa sih aspek kepemimpinan itu penting bagi pengelolaan usaha?
Kepemimpinan merupakan modal yang penting sama halnya dengan kepercayaan dan kreativitas. Kepemimpinan menggabungkan kreativitas dan kepercayaan menjadi sebuah usaha yang efektif dan berpengaruh pada kehidupan. Suatu usaha yang dibangun tanpa kepemimpinan, hanya akan menjadi usaha yang tidak berkembang (stagnan). Kepemimpinan membentuk usaha dari sesorang menjadi besar sehingga banyak orang mau bekerja untuknya. Kepemimpinan dibentuk bertahap, sejalan dengan tumbuhnya usaha (kombinasi dari pengetahuan, pengalaman, ketrampilan, cara mengarahkan dan penerimaan).
Keunggulan wirausaha yang sukses dibandingkan dengan wirausaha yang gagal terletak pada dinamika dan efektivitas kepemimpinan. Pimpinan wirausaha merupakan unsur pokok di dalam setiap perusahaan. Salah satu hal penting yang merupakan ciri pemimpin yang baik adalah dengan memiliki jiwa pemimpin yang bekarakter dan bukan sebagai jabatan sebagai pemimpin. Terdapat 3 variabel (unsur) utama yang tercakup di dalam kepemimpinan:
  1. Kepemimpinan Melibatkan Orang Lain
Seorang wirausaha akan berhasil apabila dia berhasil memimpin karyawannya atau pembantu-pembantu yang mau berkerjasama dengan dia untuk memajukan perusahaan.
  1. Kepemimpinan Menyangkut Distribusi Kekuasaan
Para wirausaha mempunyai otoritas untuk memberikan sebagian kekuasan kepada karyawan atau seorang karyawan diangkat menjadi pemimpin pada bagian tertentu.
  1. Kepemimpinan Menyangkut Penanaman Pengaruh Untuk Mengarahkan Bawahan
Seorang wirausaha juga harus dapat memberi contoh yang baik bagaimana melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang diperintahkan.

Lalu, apa bedanya manajer dan pemimpin?
Berikut ini merupakan perbedaan antara manajer dengan pemimpin:

Manajer
Pemimpin
Mengelola
Berinovasi
Dapat di cetak
Tidak dapat di cetak
Memelihara
Mengembangkan
Memfokuskan pada sistem dan struktur
Memfokuskan pada orang-orang
Mengseseoranglkan kontrol
Menumbuhkan kepercayaan
Berorientasi jangka pendek
Memiliki perspektif jangka panjang
Bertanya bagaimana dan kapan
Bertanya apa dan mengapa
Berorientasi pada hasil
Berorientasi pada peluang-peluang masa depan
Meniru
Menciptakan
Seperti tentara yang siap selalu di perintah
Adalah dirinya sendiri
Melakukan dengan benar
Melakukan hal yang benar
Diangkat oleh kekuasaan
Diangkat oleh pengikut
Bertindak sebagai penguasa
Bertindak sebagai pencetus ide
Bertanggung jawab pada atasan
Bertanggung jawab kepada anak buah
Bagian dari organisasi
Bagian dari pengikut
Manajer merupakan seseorang yang mengelola dan mengatur sumber daya. Sumber daya tersebut dapat berupa uang, harta, orang, stok, metode kerja, dan waktu. Sedangkan pemimpin merupakan orang yang menginspirasi dan memotivasi timnya untuk mencapai lebih.
Seorang manajer dapat berperilaku sebagai seorang pemimpin, asalkan ia dapat mempengaruhi orang lain. Namun, seorang pemimpin tidak harus menjabat jabatan manajer untuk dapat mempengaruhi orang lain.

Kemudian, apa sih kepemimpinan awal dan kepemimpinan kontemporer itu?
Berikut ini merupakan penjelasan kepemimpinan awal dan kepempinan kontemporer:
  1. Kepemimpinan awal
Teori kepemimpinan awal berfokus pada pemimpin (teori ciri) dan cara pemimpin berinteraksi dengan anggota kelompok (teori perilaku). Enam ciri terkait kepemimpinan yang efektif, yaitu dorongan, kehendak untuk memimpin, kejujuran dan integritas, kecerdasan, kepercayaan diri, serta pengetahuan terkait pekerjaan.
  1. Kepemimpinan kontemporer
Kepemimpinan kontemporer lebih menekankan kepada “pembentukan perilaku”. Pembentukan perilaku lebih menggunakan kata-kata, gagasan, dan kehadiran fisik untuk mengendalikan bawahan. Berikut ini terdapat beberapa teori mengenai kepemimpinan kontemporer yaitu Teori atribusi kepemimpinan, Kepemimpinan kharismatik, dan Kepemimpinan transformasional.
  1. Kepemimpinan Karismatik
Karisma merupakan sebuah atribusi yang berasal dari proses interaktif antara pemimpin dan para pengikut. Atribut-atribut karisma antara lain rasa percaya diri, keyakinan yang kuat, sikap tenang, kemampuan berbicara dan yang lebih penting adalah bahwa atribut-atribut dan visi pemimpin tersebut relevan dengan kebutuhan para pengikut.
  1. Kepemimpinan Transformasional
Pemimpin pentransformasi (transforming leaders) mencoba menimbulkan kesadaran para pengikut dengan mengarahkannya kepada cita-cita dan nilai-nilai moral yang lebih tinggi.
  1. Kepemimpinan Transaksional
Dalam kepemimpinan transaksional ini pemimpin memotivasi para pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas persyaratan serta tugas.
  1. Kepemimpinan Visioner
Pemimpin visioner adalah pemimpin yang memiliki karakter seorang pahlawan, khususnya dalam hal keberanian dan sikap rela berkorban untuk kebaikan yang lebih tinggi (greater good).

Faktor X?
Faktor X merupakan sesuatu yang seseorang cari dan seseorang miliki. Faktor X ini juga merupakan sesuatu yang melekat pada diri seseorang. Hal tersebut akan menyertai siapa saja bagi yang ingin berubah untuk menuju kearah yang semakin baik. Orang yang tidak ingin berubah juga memiliki faktor X, tetapi hal itu hanya X yang berarti kenyamanan kecil. Orang yang seperti ini merasa nyaman dengan kondisi saat ini dan tidak berani menghadapi tantangan untuk memperoleh kesuksesan yang lebih sehingga hidupnya tidak memiliki kemajuan.
Dalam bisnis, faktor X dapat diartikan sebagai kesempatan atau permasalahan jika seseorang mengubah, mengeliminasi atau menyelesaikan sesuatu dan akan menghasilkan keuntungan yang lebih dari pesaingnya. Dalam istilah lain, faktor X dapat juga disebut sebagai bakat, kerja keras, kejujuran, kecerdasan, keterampilan, penampilan fisik, sikap serta pendidikan.
Kemujuran atau keberuntungan juga merupakan faktor X dalam bisnis. Faktor X ini adalah hal yang tidak bisa diprediksi secara tepat, suatu hal yang berada diluar kemampuan manusia. Jika seluruh perencanaan sudah dibuat dan dianalisis sebaik mungkin, yang dipastikan dapat berjalan mulus, tetapi tentunya tidak akan terlepas dari faktor X tersebut.

Gimana sih caranya menemukan dan menggali Faktor X itu?
Salah satu cara untuk mengetahui faktor x dalam diri kita yang paling utama adalah kita harus mengenal diri kita sendiri.Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengenal diri sendiri yaitu :
  1. Merenung secara mendalam untuk menemukan faktor x tersebut
Jangan lakukan mengenal diri hanya dengan mengenal kekurangan diri kita saja. Sebabnya dampaknya membuat kita menjadi minder. Apalagi jika kekurangan tersebut adalah kekurangan yang dicapkan orang lain kepada kita. Jangan hidup dengan label yang diberikan orang lain kepada kita padahal kita belum tentu seperti itu. Misalnya, kita percaya bahwa kita orang malas hanya karena beberapa orang mengatakan hal itu, padahal sebenarnya kita adalah orang yang rajin.
  1. Lakukan stimulasi untuk mengetahui apa kelebihan kita
Mencatat kelebihan dan kekurangan kita. Ambil waktu yang luang dan tenang untuk melakukan hal ini. Lalu biarkan pikiran kita menjelajah masa lalu. Catat prestasi-prestasi yang pernah kita lakukan, sifat-sifat kita yang baik atau yang kurang baik atau kesukaan (hobi) yang kita miliki. Bisa juga kita minta bantuan orang yang kita percayai dan mengenal diri kita secara dekat untuk ditanyai tentang apa sebenarnya kelebihan dan kekurangan kita. Sebaiknya kita menggunakan kelebihan yang kita miliki untuk merancang cita-cita yang sesuai dengan potensi (kelebihan) yang kita miliki.
Mengenal diri sebenarnya bukan hanya siapa diri kita pada saat ini, tapi juga siapa diri kita di masa mendatang (konsep diri). Oleh sebab itu, kita bisa membentuk diri kita seperti apa yang kita kehendaki. Caranya, masukkan terus menerus pikiran positif seperti apa diri kita di masa mendatang. Yakin bahwa kita bisa berubah seperti apa yang kita maui. Niscaya diri kita di masa mendatang akan lebih baik dari diri kita di masa kini (terjadinya peningkatan kualitas diri).

Jadi, gimana contoh sikap, tipe dan karakteristik Faktor X?
  1. Sikap Faktor X
Sikap seseorang untuk menemukan faktor x akan tercermin pada apa yang ia dapatkan. Sikap itu adalah sebuah pilihan, diantaranya:
  • Ada yang mendiamkan saja. Ia adalah orang yang percaya diri dengan “bakat”-nya dan membiarkan faktor X tersebut menemukan dirinya.
  • Mengirim sinyal positif. Ia mengetuk “pintu” itu dengan bahasa tubuhnya. Apakah itu penampilannya yang menarik, suaranya yang khas, dan sebagainya.
  • Mencari pintu, mengetuk pintu. Mereka sadar bahwa “pintu” tidak akan terbuka kecuali mereka mendatangi dan mengetukngetuknya.Jika tidak terbuka, Anda harus pergi mencari pintu lainnya. Terus mencari dan mengetuknya.
  1. Tipe Faktor X
Terdapat dua tipe faktor X yang dapat dikategorikan kedalam X besar dan X kecil. X besar ada di tangan orang dewasa, yaitu orang-orang yang sudah memiliki kepercayaan pasar. Sedangkan X kecil ada pada diri kita masing-masing. Bentuk X pun macam-macam. Ia dapat berasal dari diri sendiri, orang lain, lembaga lain, dan sebagainya. Darimanapun sumbernya, ia bisa tumbuh menjadi besar dan sebaliknya.
  1. Karakteristik Faktor X
Ada beberapa karakteristik faktor X yang perlu seseorang ketahui untuk mempermudah seseorang dalam menstimulasi faktor X yang ada dalam diri seseorang. Karakteristik faktor X tersebut antara lain adalah:
  • Merekat pada diri manusia
  • Merupakan penentu keberhasilan
  • Tidak diperoleh dalam waktu sekejab
  • Namun ia dapat tumbuh dan berkembang menjadi “X” besar
  • Dapat berasal dari diri sendiri, namun juga dapat berasal dari luar diri
  • Sekali tumbuh ia dapat dipakai untuk usaha lainnya


    DAFTAR PUSTAKA

    Yudiana, Yunyun.  Kepemimpinan. http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/196506141990011-YUNYUN_YUDIANA/Materi_LDKM.pdf. Diakses pada tanggal 17 Februari 2013.
     
    Anonim. (n.d.). Pengertian Dasar Kepemimpinan. http://anahuraki.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/pengert-dasar-kepemp-2.pdf. Diakses tanggal 17 Februari 2013.

    Team Dosen Kewirausahaan. 2010. “Modul Kewirausahaan”, Yayasan Rumah Perubahan, Indonesia.

    Anonim. (n.d.). 2011. Faktor X. http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=353:faktor-x&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69. Diakses tanggal 17 Februari 2013.

    Riantory, Reddy. 2012. Kejujuran, Kejuruan, Kemanjuran, & Kemujuran (K4) Adalah Penting Dalam Bisnis . http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2012/07/12/kejujuran-kejuruan-kemanjuran-kemujuran-k4-adalah-penting-dalam-bisnis-476368.html. Diakses pada tanggal 17 Februari 2013.

Karakter yang Berorientasi pada Tindakan

Apa sih karakter yang berorientasi pada tindakan itu?
Berorientasi pada tindakan berarti berpikir cepat dan bertindak terhadap suatu keadaan untuk menghasilkan solusi permasalahan yang baik dan efektif. Sikap ini terkadang dikaitkan dengan seberapa seseorang responsif terhadap keadaan, seberapa cepat untuk mengambil tindakan sebagai solusi terhadap masalah yang ada, dan seberapa jauh komitmen orang tersebut atas perkataannya.
Karakter seorang pribadi yang berorientasi pada tindakan adalah memiliki pemikiran yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekadar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pribadi selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Apabila seorang pribadi hanya berkata-kata dan tidak bertindak, segala kesempatan yang ada akan berubah menjadi kerugian semata.
Selain itu, seorang pribadi juga harus memiliki orientasi PDCA (Plan, Do, Check, and Action). Hal ini berarti, tidak hanya sekadar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya. 
Seseorang yang berorientasi pada tindakan adalah orang yang memiliki tingkat efektivitas yang tinggi. Menurut Stephen Covey (2004) manusia yang efektif adalah manusia yang dilandasi oleh sikap-sikap adil (fairness), mengedepankan persamaan (equity), memiliki integritas (integrity), jujur (honesty), martabat dan keseimbangan, mau melayani, sabar, tekun, peduli, keteguhan hati dan senantiasa berpikir positif. Karakter seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif.
Sehebat apapun angan-angan untuk menciptakan perubahan, belum tentu dapat dijalankan jika tidak berorientasi pada tindakan dan tidak berani mengambil risiko. Begitu juga sebaliknya tindakan hebat, jika tidak dilandasi dengan strategi yang betul akan sia-sia. Strategi dan tindakan adalah dua hal yang penting dalam menciptakan perubahan. Strategi yang berorientasi pada tindakan adalah strategi yang kaya akan inovasi dan dilandasi oleh  suatu pemikiran atau mindset.

Lalu, gimana sih sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan?
Setiap orang memiliki perencanaan dalam hidupnya khususnya dalam berusaha. Rencana akan menjadi mimpi yang tidak akan terwujud tanpa adanya tindakan. Keberanian mengambil tindakan ada pada seseorang yang mantap dalam menentukan nilai hidupnya. Dalam menentukan perencanaan terhadap tindakan yang diambil berarti memerlukan cara pengambilan keputusan yang baik dan cepat. Hal ini tentunya akan mempengaruhi hasil akhir dari keputusan dan tindakan yang kita ambil.
Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan hal yang penting. Pribadi yang berorientasi pada tindakan akan berpikir dan bertindak cepat terhadap suatu keadaan yang dianggap menghasilkan solusi terbaik dan efektif dalam suatu permasalahan. Menurut Stephen Covey, pribadi seseorang itu dibentuk karena kebiasaan. Oleh karena itu, kebiasaan yang harus dikembangkan oleh seseorang adalah kebiasaan-kebiasaan yang bersifat produktif. Berikut ini merupakan sikap dan tindakan pribadi yang berorientasi pada tindakan dalam melakukan suatu tindakan:
  1. Proaktif
Seseorang yang efektif mengambil inisiatif untuk bertindak, bukan menunggu atau berwacana. Orang yang efektif adalah orang yang proaktif. Bertindak proaktif merupakan pengambilan tindakan sebelum sebuah kejadian yang tidak dikehendaki muncul. Dengan kata lain, orang-orang proaktif selalu mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi dan cepat mengambil tindakan sebelum kejadian.
  1. Bermula dari Ujung Pemikiran (end of mind) atau Tujuan
Orang yang berorientasi pada tindakan tidak hanya mengejar pencapaian tujuan, akan tetapi juga berburu tujuan yang benar. Agar tujuan tercapai dengan baik maka perlu menyusun rencana tujuan yang jelas dan tepat.
  1. Mendahulukan Hal yang Utama
Intinya adalah seseorang harus fokus pada hal-hal yang urgent (mendesak) dengan membuat prioritas, dan menyadari bahwa tidak semua hal dikategorikan prioritas. Hal yang paling penting atau membutuhkan perhatian besar harus diutamakan.
  1. Berpikir dan bertindak Menang-Menang
Berpikir menang-menang, dalam hal ini individu berusaha memenangkan kehidupan dan membantu masing-masing individu untuk mencari solusi akhir yang sama-sama menguntungkan atau baik.
  1. Memahami untuk dipahami
Individu harus dapat memahami dan memiliki keterbukaan terhadap apa yang di utarakan orang lain. Dengan demikian akan terjadi komunikasi antar dua belah pihak dengan baik, dan tujuan yang ingin dicapai antara kedua belah pihak dapat berjalan dengan efektif.
  1. Sinergi
Dalam berwirausaha, seseorang harus mencari sinergi, yaitu suatu total yang lebih besar dari penjumlahan elemen-elemen tunggalnya. Misalnya, ada 2 pihak A dan B, dan masing-masing bekerja sendiri-sendiri, masing-masing hanya akan menghasilkan 5 buah, dan kalau dijumlahkan A+B=10. Dengan sinergi antara A dan B maka 5+5=10, inilah yang disebut sinergi.
  1. Menajamkan ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatan
Kebiasaan ini berkaitan dengan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk melatih ketahanan, fleksibilitas, dan kekuatannya. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberi makanan pada jiwa melalui kegiatan-kegiatan spiritual, hidup yang seimbang, melakukan meditasi atau bisa juga dengan membaca buku-buku self hep yang membangkitkan semangat dengan kata-kata yang memotivasi.
  1. Menemukan keunikan pribadi dan membantu orang lain menemukannya
Menemukan keunikan berarti mengenal potensi yang dimiliki, yang tersebar pada empat elemen utama, yaitu pikiran (mind), tubuh, hati, dan jiwa. Jika pikiran terus dikembangkan dan visi yang hebat dapat dirumuskan, maka hal tersebut dapat memampukan seseorang untuk mengembangkan potensi terbesar seseorang, lembaga, atau perusahaan. Hal ini berlaku juga dalam kaitannya membantu orang lain menemukan keunikan pribadinya.

Nah, kemudian “risiko” itu apa sih?
Saat ini sudah banyak ahli yang mengemukakan pendapatnya atau opininya mengenai apa yang dimaksud dengan risiko. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami akan memberikan pengertian risiko menurut referensi- referensi yang telah kami pelajari.
  • Menurut Arthur Williams dan Richard, M. H
Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu.
  • Menurut A.Abas Salim
Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss).
  • Menurut Soekarto
Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
  • Menurut Herman Darmawi
Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan.
  • Menurut Djohanputro
Risiko diartikan sebagai ketidakpastian yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya.
  • Menurut KBBI
Risiko adalah kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Bagi seorang wirausaha (dalam kewirausahaan), menghadapi risiko adalah tantangan karena mengambil risiko berkaitan dengan kreativitas dan inovasi serta merupakan bagian penting dalam mengubah ide menjadi kenyataan. Demikian pula pengambilan risiko bagi wirausaha berkaitan dengan kepercayaan pada dirinya. Semakin besar pula keyakinan pada kemampuan dirinya, semakin besar pada kesanggupan untuk menelurkan hasil dari keputusan yang diambil. Bagi orang yang bukan wirausaha (misalnya pegawai negeri) kegiatan tersebut merupakan risiko, tetapi bagi wirausaha adalah tantangan dan peluang untuk memperoleh hasil. Wirausaha berprinsip biar mundur satu langkah, tetapi nanti harus maju dua langkah.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa risiko adalah suatu kemungkinan yang terjadi berupa konsekuensi, akibat, atau bahaya yang tidak diinginkan atau tidak sesuai dengan harapan yang terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Risiko ini biasanya menjurus pada suatu hal yang merugikan bagi pelaku suatu kegiatan.

Terus gimana mengidentifikasi risiko potensial itu?
Identifikasi sebuah risiko merupakan sebuah proses memahami kejadian potensial yang mana dapat merugikan sebuah objek tertentu. Proses ini mengidentifikasi suatu risiko yang kemungkinan terjadi dalam suatu aktivitas. Sumber dari risiko potensial adalah semua faktor yang bisa menyebabkan risiko tersebut.
Menentukan risiko potensial harus dilakukan cepat, tetapi juga harus berlanjut untuk mengidentifikasi risiko berdasar perubahan lingkungan. Berikut ini merupakan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi risiko antara lain Brainstorming (menghasilkan ide mengenai topik tertentu), Survey atau observasi, Wawancara, Informasi historis, Kelompok kerja, dan Eksperimen. Berikut kami bahas mengenai survey dan eksperimen:
    1. Survey atau Observasi
      Pelajari keputusan yang akan diambil untuk suatu hal yang kita akan tentukan. Hal hal apa yang akan mempengaruhi pilihan kita.
    2. Eksperimen
Setelah kita mempelajari hendaknya kita mencoba dulu keputusan yang kita ambil dalam skala kecil. Bila hal-hal berpengaruh yang kita pelajari sebelumnya ditahap observasi berdampak terlalu besar maka kita hendaknya mengulang proses observasi sampai selesai terlebih dahulu agar nantinya sesuai dengan keputusan yang akan kita ambil.

Nah, jadi gimana cara untuk mengelola risiko?
Mengelola risiko atau disebut juga dengan manajemen risiko merupakan suatu proses indentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Tujuan dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat.
Adapun jenis-jenis strategi untuk mengelola risiko antara lain:     
  • Risk Transfer, merupakan sebuah tindakan dengan cara memindahkan risiko kepada pihak lain. 
  • Risk Avoidance, merupakan tindakan untuk menghindari atau tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko.   
  • Risk Retention, merupakan tindakan untuk menerima sebagian atau seluruh konsekuensi dari risiko tertentu.  
  • Risk Reduction, merupakan tindakan untuk mengurangi efek buruk dari sebuah risiko 
  • Risk Deferral, merupakan tindakan untuk menunda aspek suatu proyek hingga peluang terjadinya suatu risiko itu kecil.

Berikut merupakan cara untuk mengelola suatu risiko yaitu:
  1. Pahami bahwa risiko yang sedang dihadapi itu bukan hambatan untuk maju. Sebagai hukum alam, semakin tinggi hasil yang kita inginkan maka akan semakin tinggi pula risiko yang akan kita terima.
  2. Tidak perlu panik, secara perlahan kita identifikasi risiko dengan teliti. Dari kita mendeteksi risiko dari lingkungan sekitar hingga kepada risiko dari hubungan kita dengan pemasok, pelanggan, atau kompetitor.
  3. Menentukan seberapa sering risiko akan muncul.
  4. Menentukan seberapa besar potensi dampak yang terjadi dari sebuah risiko yang telah teridentifikasi.
  5. Fokus kepada risiko-risiko yang dominan supaya tidak membuang waktu.
  6. Gunakan pendekatan “manfaat-biaya”. Kita akumulasi biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola risiko yaitu manfaat yang kita terima haruslah lebih besar dari biaya yang kita keluarkan.


    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. (n.d.). Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2011-1-00507-mn%202.pdf. Diakses tanggal 10 Februari 2013

    Anonim. (n.d.). Proses Manajemen Resiko. http://s2informatics.files.wordpress.com/2007/11/proses_manajemen_risiko.pdf. Diakses tanggal 10 Februari 2013.
     
    Team Dosen Kewirausahaan. 2010. “Modul Kewirausahaan”, Yayasan Rumah Perubahan, Indonesia.

    Anonim. (n.d). Berorientasi pada tindakan. http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=365:berorientasi-pada-tindakan-&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69. Diakses pada tanggal 9 Februari 2013.

    Lina S, Santi.,  2011. Pengertian Resiko. http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=321:pengertian-resiko&catid=62:manajemen-risiko&Itemid=85. Diakses pada tanggal 9 Februari 2013.

Pola Pikir Seorang Wirausaha

Apa sih arti penting perubahan pola pikir itu?
Pola pikir adalah fondasi seluruh tindakan seseorang. Bagaimana seseorang mengambil keputusan, mengapa mengambil keputusan tertentu dan bukan opsi lain, alasan-alasan apa saja yang melatarbelakangi keputusan kita semua dipengaruhi oleh pola pikir yang terbentuk dalam pikiran kita.
Pola pikir sangat mempengaruhi tindakan seseorang. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam perjalanan hidupnya sangat dipengaruhi oleh cara berpikir orang tersebut. Apabila ingin sukses, maka seseorang harus mampu mengubah pola pikir dan menggunakannya secara maksimal sesuai dengan tuntutan keadaan atau zaman yang sedang dihadapi. Apabila seseorang tetap bertahan dengan pola pikir yang lama, maka orang tersebut hanya akan berada dalam zona nyaman yang ketinggalan zaman serta tidak mampu berkembang menuruti keadaan zaman yang baru.
Pertanyaannya apakah pola pikir itu dapat diubah? Jawabannya adalah ‘bisa’. Pola pikir seseorang ada karena hasil dari sebuah proses belajar (learning), atau pola pikir bisa diubah (unlearning), atau dibentuk ulang (re-learning). Tentunya ini tergantung pada pribadi masing-masing. Ada yang bisa berubah secara cepat, tetapi ada juga yang bisa berubah secara perlahan.

Lalu, apa itu pola pikir wirausaha?
Pola pikir seorang wirausaha haruslah mampu melihat ke depan. Melihat ke depan bukan melamun kosong, tetapi melihat, berpikir dengan penuh perhitungan, mencari pilihan dari berbagai alternatif masalah dan pemecahannya untuk mencapai kesuksesan. Berdasarkan referensi yang kami baca dan pahami, berikut ini merupakan pola pikir wirausaha dalam berbagai hal:
  1. Kebutuhan yang tinggi untuk berhasil
  2. Ada goal yang jelas (ada tolok ukurnya)
  3. Ada tindakan nyata yang dilakukan
  4. Antisipasi keberhasilan
  5. Antisipasi kegagalan
  6. Mengenali hambatan pribadi
  7. Mengenali hambatan di lingkungannya
  8. Memanfaatkan bantuan untuk mengatasi hambatan
  9. Penghayatan terhadap keberhasilan
  10. Penghayatan terhadap kegagalan
  11. Memanfaatkan umpan balik untuk tindakan di masa depan
  12. Memiliki kendali terhadap diri sendiri
  13. Memiliki toleransi terhadap suatu perbedaan
  14. Siap berbagi pikiran dan wawasan
  15. Konsisten untuk selalu berkreativitas
  16. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
  17. Berkarakter produktif dan bukan konsumtif
  18. Berusaha mencari cara baru (inovatif)
  19. Selalu mencari alternatif apabila sumber daya yang ada terbatas (kreatif)
  20. Bukan sekadar Job Seeker, melainkan juga seorang Job Creator.

Teori kecerdasan finansial itu gimana sih?
Teori Kecerdasan Finansial adalah kemampuan seseorang untuk mengelola sumber daya baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya untuk memaksimalkan potensi dalam mengelola kekayaannya.  Dalam hal keuangan kecerdasan finansial ini meliputi 4 aspek, yaitu bagaimana mendapatkan kekayaan, bagaimana mengelola kekayaan, bagaimana menyimpan kekayaan dan bagaimana menggunakan kekayaan. Ada pula aspek lain dalam hubungannya dengan teori kecerdasan finansial, yaitu persepsi kesenangan belajar. Berikut merupakan penjelasan rincinya:
  1. Aspek cara mendapatkan, mengelola, menyimpan, menggunakan kekayaan
Melalui aspek ini, lebih mengarahkan seseorang untuk menekuni bakat / potensi yang dimiliki menjadi profesi yang menghasilkan uang baik melalui jalur formal maupun informal. Dari aspek ini, seseorang akan mendapatkan pendapatan dari profesi yang ia jalani untuk kemudian mampu untuk mengelola, menyimpan, serta menggunakan kekayaan.
  1. Persepsi Kesenangan belajar
Kecerdasan financial membutuhkan kesenangan belajar yang selalu berlanjut. Sama halnya dengan perubahan pola pikir, kecerdasan financial juga harus terus mengikuti perkembangan waktu dan zaman. Oleh karena itu diperlukan kemauan belajar terus menerus.

Selanjutnya, apa itu kreatif? Dan apa itu inovatif?
Banyak ahli mengemukakan pendapat dan pandangannya mengenai kreatif dan inovatif. Berdasarkan berbagai referensi yang kelompok kami pelajari, berikut ini merupakan beberapa pengertian mengenai kreatif dan inovatif menurut beberapa ahli:
  • Menurut Gde Raka (2001)
Inovasi adalah memikirkan dan melakukan sesuatu yang baru yang menambah atau menciptakan nilai-nilai manfaat
  • Menurut Zimmerer (2009)
Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah dan peluang. Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan orang-orang.
  • Menurut Ted Levitt (2009)
Kreativitas adalah memikirkan hal-hal baru dan inovasi adalah mengerjakan hal-hal baru. Jadi kreatif adalah sifat yang selalu mencari cara-cara baru dan inovatif adalah sifat yang menerapkan solusi kreatif. Kreatif, tetapi tidak inovatif adalah mubazir karena ide hanya sebatas pemikiran tanpa ada realisasi.

Menurut kami, kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu yang baru dan berbeda, sedangkan inovasi merupakan kemampuan untuk melakukan suatu solusi kreatif, mengaplikasikan sesuatu yang baru dan berbeda. Sesuatu yang baru dan berbeda dapat dalam bentuk hasil seperti pada barang dan jasa, bisa dalam bentuk proses, ide, dan metode.

Gimana sih cara buat mengukur potensi kreatif itu?
Pengukuran-pengukuran kreativitas dapat dibedakan atas pendekatan-pendekatan yang digunakan untuk mengukurnya. Belajar dari beberapa referensi yang kami baca dan pahami, ada lima pendekatan yang lazim digunakan untuk mengukur kreativitas, yaitu:
  1. Analisis objektif terhadap perilaku kreatif
Pendekatan objektif dimaksudkan untuk menilai secara langsung kreativitas suatu produk hasil karya seseorang, berupa benda atau karya-karya kreatif yang dapat diobservasi wujud fisiknya. Pendekatan ini dapat menunjukkan seberapa kreativitas perilaku kreatif tersebut.
  1. Pertimbangan subjektif
Pendekatan ini dalam melakukan pengukurannya diarahkan kepada produk kreatif yang telah dibuat oleh seseorang.
  1. Inventori kepribadian
Pendekatan inventori kepribadian ditujukan untuk mengetahui kecenderungan-kecenderungan kepribadian kreatif seseorang yang berhubungan dengan kreativitas. Inventori kepribadian akan memberikan jawaban atas kepribadian kreatif seseorang.
  1. Riwayat hidup atau biografi
Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan berbagai aspek kehidupan orang-orang kreatif, meliputi identitas pribadinya, lingkungannya, serta pengalaman-pengalaman kehidupannya.
  1. Tes kreativitas
    Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi orang-orang kreatif yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam berpikir kreatif. Misalnya, tes kreativitas yang terdiri dari tes verbal dan figural nantinya akan menghasilkan suatu angka kreativitas.

Jadi, gimana cara untuk meningkatkan kreativitas itu?
Menurut kami, cara meningkatkan kreativitas dapat melalui :
  1. Pembelajaran, pelatihan, dan pengalaman. 
  2. Menganalisis masalah yang ada saat ini, kemudian dikembangkan untuk memunculkan ide baru. 
  3. Memiliki banyak pertanyaan tentang apakah ada cara yang lebih baik.
  4. Berpikir reflektif, merenung, dan berpikir lebih dalam.
  5. Think different, berani mengungkapkan hal yang berbeda, tidak takut terlihat aneh dalam mengungkapkan hal yang berbeda.
  6. Mengontrol perubahan pola pikir agar sesuai dengan tuntutan zaman. 
  7. Berinteraksi dengan sesama dan lingkungan

DAFTAR PUSTAKA


Alma, Buchari. 2010. KEWIRAUSAHAAN. Bandung : Alfabeta.
 

Kasmir. 2006. Kewirausahaan Ed. 1. Jakarta : RajaGrafindo Persada.
 

Anonim. (n.d.). Kerangka Berpikir (Pola Pikir) Sebagai Fondasi Seluruh Tindakan Kita. http://www.putra-putri-indonesia.com/kerangka-berpikir.html. Diakses tanggal 2 Februari 2013.
 

Anonim. (n.d.). Pola Pikir dan Ciri Sikap Wirausaha. http://www.scribd.com/doc/22399439/Pola-Pikir-Dan-Ciri-Sikap-Wirausaha. Diakses tanggal 2 Februari 2013.
 

Wibowo, Heri. 2011. Pola Pikir Wirausaha. http://kesos.unpad.ac.id/?p=700. Diakses tanggal 2 Februari 2013.
 

Slamet, Franky. (n.d). Kreatif & Inovatif: Kunci Sukses Wirausaha. http://www.magfood-amazy.com/read/amazy-info/112/kreatif-inovatif-kunci-sukses-wirausaha/. Diakses tanggal 2 Februari 2013.
 

Rachmat, Devina. 2012. Inovasi dan Kreativitas. http://ilerning.com/index.php?option=com_content&view=article&id=2859:inovasi-dan-kreativitas-edit-mar&catid=44:dasar-dasar-kewirausahaan&Itemid=69. Diakses tanggal 2 Februari 2013.
 

Anonim. (n.d). Konsep dan Pengukuran Kreativitas. http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196010151987101-ZULKIFLI_SIDIQ/KONSEP_DAN_PENGUKURAN_KREATIVITAS.pdf. Diakses tanggal 2 Februari 2013.
 

Nurdin, Agus. 2012. Kecerdasan Finansial (Finansial Quotient / Financial Literacy).http://majalah.nurhidayahsolo.com/index.php?option=com_content&view=article&id=803:kecerdasan-finansial-finansial-quotient--financial-literacy-&catid=54:pembaca-menulis&Itemid=237. Diakses tanggal 2 Februari 2013.